BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemuda merupakan penerus dalam
membangun masyarakat madani yang di cita-citakan menuju indonesia yang
sejahtera. Oleh karenanya para pemuda diharapkan dapat berperan aktif dan nyata
dalam pembangunan. Salah satu modal dasar pembangunan maka pemuda harus
memiliki pendidikan, keterampilan dan kretifitas yang dapat menunjang masadepan
hidupnya.
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi
muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan
beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi
pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidak patuhan kepada orang tua, frustasi,
kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara
keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap
sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa
persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu
tertentu mengalami perubahan.
Salah satunya kegiatan
kepemudaan merupakan sebuah wadah yang
dapat dijadikan upaya penggali potensi kepemimpinan dan menajerial secara
aplikatif sekaligus sarana ekperimental bagi tumbuh kembangnya ide-ide segar
dan kreatif dari pemuda, sehingga dinamika dunia keorganisasian di kalangan
para pemuda secara progresif mengarah kepada pencapaian multi dimensi
kecerdasan tersebut. Karangtaruna sebagai wadah organisasipemuda dalam hal ini
merupakan sarana yang efektip untuk di jadikan pengorganisasian setiap kegiatan
pemuda.
Masalah yang cukup serius dihadapi oleh pemuda saat ini, kecuali
masalah pendidikan dan sulitnya mencari pekerjaan. Adalah maraknya
masalah-masalah sosial dikalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme,
narkotika, seks bebas, psikotropika, zat adiktif, dan hiv/aids. Fata ini
menujukan bahwa peranan partisipasi pemuda dalam pembangunan,terutama yang
berkaitan dengan kewirausahaan dan ketenagakerjaan masih rendah. Untuk itu
diperlukan konsep yang tepat dalam pembinaan lembaga kepemudaan agar
keberadaannya benar-benar mampu menumbuh kembangkan motivasi dan kreatifitas
pemuda, mengingat pentingnya peran lembaga kepemudaan, perlu adanya upaya dalam
rangka pengembangan lembaga kepemudaan sehingga dapat berkembang sesuai dengan
dinamika lingkungan sosial dan lingkungan alaminya.
Apabila lembaga kepemudaan
dikelola dan di kembangkan dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang
sangat berguna untuk kemajuan daerah.namun apabila lembaga kepemudaan itu tidak
dikelola dengan baik dan diarahkan maka potensi besar dari pemuda tidak akan
memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan daerah.
Pembinaan pemuda pada saat ini dapat dilakukan
berbagai pihak dengan berbagai program, salah satu lembaga yang melakukan pembinaan
kepemudaan yaitu dinas sosial. Peranan dinas sosial dalam penanganan masalah
kepemudaan adalah meningkatkan kemampuan dan peran pemuda melalui lembaga atau
perkumpulan yang di kenal dengan istilah karangtaruna sebagi wadah untuk
mentransfer ilmu dan tempat para pemuda bertukar informasi juga bertukar
pemikiran mengenai permaslahan-permasalahan yang mereka hadapi dalam dunianya.
Selain itu melalui pengelolaan dan perncanaan
yang baik, perkumpulan ini dapat dijadikan media bagi para pemuda untuk
mengembangkan kemampuan/keterampilan mereka yang pada akhirnya dapat menjadikan
mereka pemuda yang memiliki visi dan misi sebagai peluang untuk mendapatkan
sumber penghasilan.
Program pendidikan yang dapat
ditawarkan melalui lembaga karangtaruna antara lain : pelatihan dibidang pertanian, perikanan dan mengolah hasil dari pertanian /
perikanan itu sendiri. Oleh sebab itu pemuda yang tergabung di kampung cidamar
desa cibitung wetan rt 001 rw 003 keamatan pamijahan kabupaten bogor, sepakat
untuk melaksanakan kegiatan pembinaan kepemudaan dalam bentuk pelatihan
keterampilan megolah hasil pertanian yang diantaranya sayuran bayam menjadi
keripik bayam, dengan adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan para pemuda yang
mengikuti program pembinaan dapat belajar , dan memperaktekan dengan baik serta
mampu mengembangkan kreatifitasnya.
B. Tujuan Kegiatan
1.
Tujuan umum
Melalui
pembinaan motivasi dan pelatihan yang tepat para pemuda dapat mengembangkan bakat
dan minat sesuai denga potensi yang di miliki nya, sehingga mereka mampu
berperan serta dalam meningkatkan pembangunan di daerahnya dan juga
meningkatkan meningkatkan taraf hidupnya.
2.
Tujuan Khusus
Kegiatan
pelatihan keterampilan membuat keripik bayam yang akan di selenggarakan oleh
pemuda kampung cidamar, adalah upaya meningkatkan keterampila dan
kreatifitas,sehingga denga berbekal keterampilan
mereka di harapkan bisa menjadi sumber daya manusia yang berdaya guna.
C. Manfaat kegiatan
Hasil kegiatan praktik ini diharapkan
memiliki kontribusi sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa, untuk mendapatkan
pengalaman secara langsung membina masyarakat terutama di bidang kepemudaan,
melatih rasa percaya diri dan menyalurkan keterampilan yang kita punya.
2. Bagi rekan pemuda yang dibina,
penigkatan keterampilan pemuda melalui penerapan pendekatan andragogi
diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pemuda untuk lebih mengembangkan
keterampilannya secara maksimal, mendapat kesempatan untuk terlibat secara
aktif dalam proses pembinaan keterampilan dan kesempatan untuk mempelajari
keterampilan sebagai peluang usaha untuk mendapat penghasialan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Hakikat Pemuda
secara umum pemuda memang berarti orang yang masih muda.
Lebih lanjut Pengertian Pemuda :
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau
generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah
nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian
ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggung
jawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya.
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam
menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru.
c. Semangat pengabdiannya.
d. Sepontanitas dan dinamikanya.
e. Inovasi dan kreativitasnya.
f.
Keinginan
untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru.
g. Keteguhan janjinya dan keinginan
untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri.
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman
yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang
ada.
Undang-undang nomor 40/2009 tentang
kepemudaan membatasi usia pemuda mulai 16 hingga 30 tahun, meskipun saat ini
masih banyak organisasi kepemudaan yang memiliki pengurus aktif dengan usia di
atas 30 tahun.
Berdasarkan ciri-ciri psikologi, pemuda cenderung memiliki ciri-ciri
sebagai berikut ( mulyana, 2008) :
1. Selau ingin memberontak terhadap
kemampuan.
2. Bekerja keras dan pantang menyerah.
3. Selalu optimis.
Dapat disimpulka bahwa pemuda adalah
individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda
merupakan sumber daya manusia pembangunan saat ini dan untuk saat yang akan
datang.
Menurut bapak m ridwan kamil ada 4
golongan pemuda yaitu :
1. Pemuda yang cerdas namun tidak peduli.
2. Pemuda yang tidak cerdas namun peduli.
3. Pemuda yang tidak cerdas namun tidak
peduli.
4. Pemuda yang cerdas dan peduli.
Adapun peran pemuda dalam kehidupan ini yaitu untuk melakukan
perubahan-perubahan di Negara ini agar Negara Indonesia menjadi Negara maju
berkat keberhasilan putra – putri bangsanya sendiri.
B. Hakikat pelatihan .
Pelatihan adalah semua upaya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan
dalam suatu pekerjaan. Dengan adanya program latihan yang terencana dan
sistematis akan membuat para peserta pelatihan mendapat keteramplan yang
optimal dalam mengerjakan pekerjaannya. Tujuan utama diadakanya pelatihan ini
adalah untuk mengembangkan keterampilan.
C. Pendekatan Andragogy.
Andragogy berasal dari dua kata dalam
bahasa yunani, yakni Andr berarti orang dewasa dan agogos
berarti memimpin. Definisi andragogy kemudian dirumuskan sebagai “suatu seni
dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar”.
Andragogi dapat disimpulkan sebagai :
1. Cara belajar secara langsung dari
pengalaman.
2. Suatu proses pendidikan kembali yang
dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melaui kegiatan-kegiatan antar pribadi
dalam suatu kelompok belajar.
3. Suatu proses belajar yang diarahkan
sendiri, dimana kita secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan
belajar yang timbul dari tuntunan situasi yang selalu berubah.
Asumsi yang dijadikan landasan dalam
teori andragogi adalah sebagai berikut :
1. Orang dewasa mempunyai konsep
sendiri.
2. Orang dewasa mempunyai akumulasi
pengalaman.
3. Orang dewasa mempunyai kesiapan untuk
belajar.
4. Orang dewasa memiliki kemampuan untuk
belajar.
Keberhasialan proses pembelajaran orang
dewasa akan di temukan oleh keterlibatan sendiri (ego) dalam tahap-tahap
berikut :
1. Menciptakan iklim belajar yang cocok
untuk mereka.
2. Menciptakan situasi perencanaan
partisipatif.
3. Mendiagnosis kebutuhan belajar.
4. Merumuskan kegiatan belajar.
5. Merancang kegitan belajar.
6. Melaksanakan kegiatan belajar, dan
menilai proses serta perolehan dalam memenuhi kebutuhan belajar.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN
A. SUBJEK, LOKASI DAN JADWAL PELAKSANAAN
1. Subjek program kegiatan pembinaan ini
adalah kelompok pemuda yang bertempat tinggal di kampung cidamar rt 001 rw 003 desa
cibitung wetan kecamatan pamijahan kabupaten bogor.
2. kegiatan pembinaan dilakukan pada
bulan oktober sampai dengan November 2016, sebanyak enam kali pertemuan, waktu
ini bertepatan dengan kegiatan tutorial tatap muka pembelajaran berwawasan
kemasyarakatan, dengan alokasi waktu dan kegiatan pembinaan sebagai berikut :
NO
|
HARI,
TANGGAL
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
KET
|
|||
1
|
Selasa 18-oktober-2016
|
14.00
s/d 16.00
|
Perkenalan,
perkrutan yang dibina mengidentifikasi kebutuhan dan minat warga belajar
,membuat rancangan program binaan.
|
||||
2
|
Jum’at
21-oktober-2016
|
14.00
s/d 16.00
|
Melakukan
persiapan alat dan bahan , memberikan pembinaan cara memasak kripik bayam, (
praktek).
|
||||
3
|
Selasa
25-oktober-2016
|
14.00
s/d 16.00
|
Melakukan
penilaian proses belajar menggunakan kuisioner.
|
||||
4
|
Jum’at
28-oktober-2016
|
14.00
s/d 16.00
|
Melakukan
pembinaan cara memasarkan hasil kegiatan dan membuat keripik bayam (
praktek).
|
||||
5
|
Selasa
01-november-2016
|
14.00
s/d 16.00
|
Melakukan
pembinaan membuat keripik bayam dan pemasaran
|
||||
6
|
Jum’at
04 november-2016
|
14.00
s/d 16.00
|
Melakukan
bimbingan dan melakuakan penilaian akhir hasil belajar menggunakan kuisioner
|
||||
B. Aspek-Aspek Yang Dibina
1.
Tngkat pemahaman warga belajar terhadap teori maupun praktik keterampilan
yang disampaikan.
2.
Keterlaksanaan program kegiatan pembinaan keterampilan.
C. Sarana
Kegiatan pembinaan atau pelatihan keterampilan ini membutuhkan sarana
berupa alat-alat yang akan dijadikan produk, ketersediaan alat-alat dan bahan
baku tentunya merupakan faktor-faktor utama dalam suksesnya kegiatan pelatihan
keterampilan ini.
Alat- alat dan bahan – bahan yang
akan digunakan diantaranya :
1. Daun bayam
2. Tepung beras
3. Minyak goreng
4. Bumbu – bumbu
5. Plastik kemasan
6. Penggorengan
7. Kompor dan gas
D. Sumber dana dan pengeluaran
1. Sumber dana.
Sumber
dana untuk kegiatan ini di bebankan pada penyusun yang juga menjadi tim Pembina
yang terdiri dari satu orang, dengan rincian sebagai berikut :
NO
|
NAMA BARANG
|
BANYAKNYA BARANG
|
HARGA SATUAN (RP)
|
JUMLAH (RP)
|
1
|
Daun bayam
|
10 ikat
|
Rp 2500
|
Rp 25000
|
2
|
Tepung beras
|
3 bungkus
|
Rp 7000
|
Rp 21000
|
3
|
Minyak goreng
|
2 kg
|
Rp 12000
|
Rp 24000
|
4
|
Tepung kanji
|
1 kg
|
Rp 6000
|
Rp 6000
|
5
|
Plastik kemasan
|
1 pc
|
Rp 15000
|
Rp 15000
|
6
|
Bawang putih
|
1/4 kg
|
Rp 4000
|
Rp 4000
|
7
|
Kemiri
|
1 bungkus
|
Rp 1000
|
Rp 1000
|
8
|
Penyedap rasa
|
4 buah
|
Rp 500
|
Rp 2000
|
Bahan yang telah dibeli
dijadikan investasi bagi masing- masing pemuda pemudi yang mengikuti binaan,
dan produk hasil pelatihan pun diberikan kepada masing- masing warga belajar
untuk dimanfaatkan.
E. Strategi
Mengingat sasarana pelatihan ini adalah para pemuda pemudi yang tentunya merupakan orang dewasa
yang telah mempunyai konsep diri,mempunyai akumulasi pengalaman, dan memiliki
kondisi belajar yang berbeda dengan anak-anak, maka dalam pelaksanaan ini sepakat
untuk menggunaan pendekatan andragogi yang menerapkan keterlibatan diri peserta
didik dalam proses pembelajaran.
F. Prosedur Kegiatan Pelatihan Keterampilan
Kegiatan Ini Dilaksanakan Selama Enam Kali Pertemuan Secara
Berkelanjutan, diawal pertemuan mengidentifikasi kebutuhan dan minat warga
belajar serta membuat rancangan program pembinaan. Pertemuan selanjutnya
melakukan pelatihan keterampilan.
Pemberian materi pelatihan lebih
banyak bersifat praktek , teori diberikan hanya sebagai pengetahuan awal saja
untuk menentukan warga belajar dalam mengikuti langkah-langkah pembuatan
produk.
BAB IV
HASIL PELATIHAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pelatihan
Berdasarkan hasil pelatihan yang telah dilaksanakan pada 6 kali
pertemuan pelatihan keterampilan, sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan para pemuda binaan sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk
mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, yang secara materi dapat
memberikan penghasilan dapat tergambar pada hasil laporan dan
pembahasan yang akan diuraikan sebagai berikut :
1.
Pertemuan Satu
1. 1
Persiapan Pelatihan
Pada
pertemuan pertama dilakukan perekrutan warga belajar ,mengidentifikasi
kebutuhan dan minat warga belajar serta membuat rancangan program binaan.
1. 2
Hasil Pengamatan
Hasil observasi pada pertemuan satu
ini dijadikan bahan dalam menentukan tindakan atau rancangan program latihan.
2. Pertemuan Dua Sampai
Pertemuan Keenam
2. 1 Pembinaan Keterampilan
Alat dan bahan yang di gunakan
serta cara penggunaannya di jelaskan secara rinci dalam langkah-langkah
pengerjaan/pembuatan produk.
2. 2
Kesiapan Menerima Materi da Mepraktekan Pembuatan Produk
Berdasarkan observasi, kesimpulan warga belajar menerima materi menunjukan
hasil yang bagus,. Hal ini dapat dilihat dari semua warga belajar hadir tepat
waktu, mengikuti petunjuk pelaksanaan dengan seksama serta mereka dengan tekun
dan cermat mempraktekan materi yang di sampaikan mengenai pembuatan produk.
2.
3 Hasil Kegiatan Pembinaan
Dalam kegiatan akhir pertemuan ketiga
dan keenam diberikan lembar observasi untuk warga belajar, sebagai tolak ukur
sampai sejauh mana tingkat pemahaman warga belajar terhadap materi yang di
sampaikan. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa semua warga belajar
sudah paham dengan materi pembuatan produk yang di sampaikan, hanya tinggal
meningkatkan kreatifitasnya saja.
B. Pembahasan
Untuk lebih jelasnya hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
pelatihan keterampilan pada para pemuda ini di uraikan pada pembahasan laporan
ini.
Keberhasilan dan kendala yang
ditemukan pada tahap pembinaan ini secara rinci dapat tergambar menurut
pertemuan yang telah di laksanakan sebagai berikut :
1. pertemuan satu
1. 1
persiapan pelatihan
Pada pertemuan pertama dilakukan
perekrutan warga belajar, mengidentifikasi kebutuhan dan minat warga belajar,
pengenalan program serta membuat rancagan program pembinaan yang di sepakati
antara warga belajar dengan, rancangan program ini mengenai jenis keterampilan
yang akan diberikan, banyaknya pertemuan yang akan dilaksanakan dan hari
pelaksanaan.
1. 2 Hasil Pengamatan
Hasil observasi pada pertemuan saat ini
dijadikan bahan dalam menentukan tindakan atau rancangan program pelatihan.
Data Identifikasi Kemampuan Awal Dan
Kebutuhan Serta Minat
Warga Belajar
no
|
nama
|
L / p
|
usia
|
Jenis keterampilan yang sudah dimiliki
|
Jenis keterampilan yang di minati
|
1
|
Mutia
|
P
|
19
|
Memasak
|
Membuat keripik bayam
|
2
|
s. destiana
|
P
|
18
|
Menyanyi
|
Membuat keripik bayam
|
3
|
Ariska sapitri
|
P
|
16
|
Memasak
|
Membuat keripik bayam
|
4
|
Neneng herlina
|
P
|
19
|
Memasak
|
Membuat keripik bayam
|
5
|
Rival apriadi
|
L
|
21
|
Teknisi
|
Membuat keripik bayam
|
6
|
Irfan sajili
|
L
|
20
|
Berkebun
|
Membuat keripik bayam
|
7
|
Hendra kurniawan
|
L
|
21
|
Berkebun
|
Membuat keripik bayam
|
v Kesimpulan dari data di atas,
rata-rata warga belajar tidak semua pernah mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan,
akan tetapi mereka berminat untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang di kenalkan
yaitu membuat keripik berbahan dasar bayam.
Hasil Kesepakatan Belajar
Nama kelompok pemuda :
Alamat :
Jumlah warga belajar : 7 orang
Waktu belajar : 2
kali dalam satu minggu
(hari selasa dan jum’at, jam 14.00 s/d 16.00)
MATERI YANG DIMINATI
|
JUMLAH PERTEMUAN
|
BAHAN DAN ALAT
|
Membuat
keripik berbahan dasar sayuran bayam
|
6 (enam) hari
|
Daun
bayam,Tepung beras, Minyak goreng, Tepung kanji, Plastik kemasan, Bawang
putih, Kemiri, Penyedap rasa.
|
2. Pertemuan Dua Sampai Pertemuan Enam
2. 1 pembinaan keterampilan
Alat bantu pelatihan yang
digunaka serta cara penggunaan nya di jelaskan secara rinci dalam langkah –
langkah pengerjaan produk sebagai berikut :
2. 1 . 1 pembuatan keripik bayam :
a. Persiapkan alat dan bahan –bahan.
b.
Cuci
daun bayam hingga benar-benar bersih
c.
Buat
adonan dengan mencampur semua tepung aduk hingga menyatu dan rata.
d.
Bumbu-bumbu
yang telah dihaluskan campurkan ke dalam tepung.
e.
Tambah
penyedap rasa dan garam, aduk hingga tercampur rata dengan adonan.
f.
Tambahkan
sedikit demi sedikit air ke dalam adonan, aduk hingga tingkat kecairan adonan
pas.
g.
Celup
daun bayam ke adonan lembar demi lembar, usahakan bayam dibalut rata oleh
adonan tepung.
h.
Siapkan
wajan berisi minyak goreng kemudian panaskan, setelah minyakn panas kemudian
goreng bayam yang telah dicelupkan ke adonan tepung, lakukan sampai lembaran
bayam terakhir.
i.
Goreng
bayam hingga kering dan matang, angkat keripik bayam, tiriskan.
j.
Kemas
dalam plastik.
2. 2
Kesiapan Menerima Materi Dan Mempraktekan Memasak Keripik
Berdasarkan
observasi, kesiapan warga belajar menerima materi menunjukan hasil yang baik .
hal ini dapat dilihat dari semua warga belajar hadir tepat waktu, mengikuti
petunjuk pelaksanaan dengan seksama serta mereka dengan tekun dan cermat
mempraktekan materi yang di sampaikan
mengenai pembuatan produk.
Dari hasil
observasi proses pembinaan, dengan menggunakan instrument observasi kegiatan
pada pertemuan dua sampai pertemuan enam diperoleh gambaran terjadi semangat
yang meningkat dan aktifitas warga belajar dari yang kurang kreatif dan lebih
cepat dalam proses pengerjaannya. Peningkatan ini terlihat dari perubahan
produk yang di hasilkan.
2. 3
Hasil Kegiatan Pembinaan
Dalam kegiatan
akhir pertemuan ketiga dan pertemuan keenam diberikan lembar observasi untuk
warga belajar, sebagai tolak ukur sampai sejauh mana tingkat pemahaman warga
belajar terhadap materi yang disampaikan. Dari hasil observasi dapat
disimpulkan bahwa semua warga sudah belajar, paham dengan materi pembuatan
produk yang disampaikan, hanya perlu meningkatkan kreatifitasnya saja.
Untuk mengukur
kemampuan/pemahaman warga belajar menyerap materi dan mengetahui sejauh mana
keberhasilan proses pembelajaran maka hasil/produk diberikan nilai pada
pertemuan ke 3 untuk produk ke 1 , pertemuan ke 5 untuk produk ke 2 dan
pertemuan ke 6 untuk produk ke 3 .skor rata-rata dari tujuh warga belajar dapat
di lihat ada table dibawah ini :
Sekor Keberhasilan Warga Belajar
NO
|
Nama Warga
Belajar
|
NILAI
|
Frekwensi
|
||||||
pertemuan 3
|
pertemuan 5
|
pertemuan 6
|
p3
|
p5
|
p6
|
||||
1
|
mutia,destiana,
ariska ,
|
neneng
,irfan,
|
Rival
|
60
|
3
|
2
|
1
|
||
2
|
Hendra, rival
|
Hendra,
rival
|
70
|
2
|
2
|
||||
3
|
neneng ,irfan,
|
mutia,destiana,ariska,
|
80
|
2
|
3
|
||||
4
|
Mutia
|
Hendra, rival
|
mutia,destiana,ariska,neneng ,irfan,
|
90
|
1
|
2
|
5
|
||
5
|
-
|
-
|
-
|
100
|
|||||
6
|
|||||||||
7
|
|||||||||
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diprtoleh
selama melaksanakan pelatihan keterampilan ini, dapat disampaikan bahwa
pelatihan yang dilakukan telah menciptakan perubahan kea rah yang positif.
Meliputi perubahan pada warga belajar dan pengalaman pada mahasiswa itu
sendiri.
Perubahan yang terjadi pada waktu
belajar (WB) terlihat pada keterampilan membuat produk diikuti dengan
meningkatnya kreatifitas dan tumbuhnya rasa percaya diri. Perubahan yang
terjadi pada mahasiswa mengalami pembelajaran yang sangat berharga dengan
tujuan langsung pada masyarakat, secara langsung memberikan bekal pada warga
belajar dalam memanfatkan waktu luangnya untuk hal-hal yang positif dan
bermanfaat.
B. Saran
Sehubungan Dengan hasil pembinaan kami mengemukakan beberapa
saran dalam meningkatkan mutu pemuda sebagai berikut :
1. sebagai pendidik di harapkan dalam
melakukan pembinaan terhadap generasi muda terutama yang berada di lingkungan
sekitarnya.
2.
sebelum
memulai praktek Pembinaan, sebaiknya membekali diri dengan keterampilan baik teori maupunpraktek.
3.
Sebaiknya
ada lembaga Pembina yang khusus untuk memfasilitasi pemuda dalam meningkatkan
keterampilan dan ada pembinaan secara terus menerus serta berkelanjutan.
4. Adanya koprasi khusus yang dapat
menampung dan mendistribusikan hasil karya/ keterampilan pemuda.
C. Tindak Lanjut
Untuk meningkatkan keterampilan dalam usaha kuliner ini berupa keripik
bayam dan juga untuk meningkatkan mutu perekonomian yang lebih baik, kiranya
hasil pembinaan dan pelatihan ini dapat memberikan jalan usaha dan miliki peluang
yang baik di pasar kuliner.
Dengan keterampilan membuat keripik bayam ini seorang pelatih dapat
mengetahui kekuranga dan kelemahannya dalam proses pembinaan keterampilan di
lapangan. Untuk itu hasil keterampilan dalam pembinaan keterampilan dalam
membuat keripik bayam ini dapat dijadikan suatu lapangan usaha dan dapat
dijadikan sebuah produk mahasiswa dalam kegiatan keterampilan pembinaan membuat
usaha kuliner keripik bayam yang dilaksanakan pada kegiatan kemasyarakatan.
No comments:
Post a Comment